Sekarang, ujian praktik SIM menjadi lebih kompleks dan transparan

Sekarang, ujian praktik SIM menjadi lebih kompleks dan transparan

Sekarang, ujian praktik SIM menjadi lebih kompleks dan transparan

Polri terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat termasuk sektor transportasi. Setelah menjalankan aplikasi ekstensi SIM A dan C secara online, ujian praktik telah diperbarui. Kini, tes praktik SIM A dan C menjadi lebih kompleks dan tentunya transparan karena menggunakan metode E-Drives (electronic driving test system).

Kombes SIM Polsek Metro Jaya Kompol Muhammad Agung Permana mengatakan: “Rencana tersebut dilakukan bersamaan dengan keluarnya aplikasi SIM Nasional (Sinar) Presisi, sehingga tidak ada lagi pengawas di tempat ujian praktek karena semuanya elektronik. ”KOMPAS.com, Rabu (20/4/14).

Agung menjelaskan, secara keseluruhan metode E-Drives tidak jauh berbeda dengan metode sebelumnya. Tetapi sekarang semua parameter uji dapat dipantau secara elektronik.

Penggerak elektronik adalah sistem berbasis sensor yang secara otomatis akan memberikan penilaian kepada publik selama ujian yang sebenarnya. Teknologi terbaru ini sudah diaplikasikan bagi pelamar yang akan membuat SIM A atau SIM C baru. Dengan cara ini, penilaian yang diberikan kepada pelamar lebih transparan dan terukur.

Dia berkata: “Oleh karena itu, setiap tantangan pengujian yang sebenarnya diawasi oleh sensor, dan sensor akan melaporkan kepada personel di ruang pemantauan.”

Sekarang, ujian praktik SIM menjadi lebih kompleks dan transparan

Agung mencontohkan, jika pelamar gagal dalam sebuah kendala maka dinyatakan tidak memenuhi syarat dan harus diulang kembali dalam waktu 14 hari kerja. Argonne mengatakan: “Jika dia gagal mundur, berarti evaluasinya berkurang. Dalam 14 hari ke depan, dia diperbolehkan mengevaluasi lagi, hanya kesalahan yang bisa diulang, tanpa harus memulai dari awal.”

Berikut ini teknologi yang digunakan pada E-Drives:

  1. RFID (Radio Frequency Identification) yang dipasang pada kendaraan roda dua merupakan sistem identifikasi nirkabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa menyentuh data. Saat peserta lolos radar RFID, maka secara otomatis data peserta akan ditampilkan dalam aplikasi ujian praktek SIM di ruang monitoring.
  2. Inframerah pasif pada garis start dari garis finish, sinar infra merah berguna untuk pemahaman saat peserta memulai dan mengakhiri setiap tahapan.
  3. Sensor getaran merupakan sensor yang dapat mendeteksi getaran suatu benda. Sensor ditempatkan di tiang kayu yang dipasang di sisi trek.
  4. Ultrasonik mengacu pada frekuensi emisi gelombang suara sebesar 20 Kilo Hertz. Sensor terletak pada fase kemiringan dan diferensial pada tes latihan SIM A. Saat mobil berhenti dalam posisi naik atau turun, sensor ultrasonik akan mengetahui posisi terakhir mobil. Jika ada respon maju atau mundur sebelum melanjutkan naik atau turun, sensor ultrasonik akan mengirimkan sinyal ke komputer server di ruang pemantauan.

Dari dalam ruang pemantauan, inspektur dapat memantau dari layar CCTV dan mengeluarkan peringatan, petunjuk atau perintah melalui speaker.

TRENDING :  Hyundai Santa Cruz, kabin ganda bergaya SUV modern

About administrator

Check Also

Konsep Toyota bZ4X menjadi SUV listrik pertama Toyota

Konsep Toyota bZ4X menjadi SUV listrik pertama Toyota

Konsep Toyota bZ4X menjadi SUV listrik pertama Toyota Akhirnya Toyota mulai menunjukkan langkah spesifik dalam …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *